Tiga Oleh-oleh dari Aidi: Mahasiswa UHO Juara 1 Fotografi Peksiminas
Jumat, 13 September 2024

Tiga Oleh-oleh dari Aidi: Mahasiswa UHO Juara 1 Fotografi Peksiminas

Kendari, Pusat Media. Mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO), Muhammad Ulul Aidi memboyong medali emas, sertifikat, dan uang pembinaan sebesar Rp35.000.000 dari ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (Peksiminas). Ia terpilih sebagai pemenang Juara 1 di tangkai lomba fotografi pada Peksiminas ke-17 tahun 2024. Lomba berlangsung pada 2-6 September 2024 bertempat di kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Kegiatan ini diikuti 874 peserta dari 31 Provinsi di Indonesia. Khusus untuk lomba fotografi Jurnalistik, diikuti 24 peserta dari seluruh Indonesia. Tema Peksiminas 2024 adalah “Merdeka Berprestasi Talenta Seni Menginspirasi”.

Dalam wawancara dengan Pusat Media di pertengahan September 2024, Aidi yang juga merupakan mahasiswa Program Studi Jurnalistik (Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP) menyampaikan tiga hal yang dapat ia bagi sepulang dari Peksiminas. Oleh-oleh ini yang menurutnya mungkin akan sangat berguna bagi mahasiswa yang ingin mengikuti lomba foto. Pertama, membaca buku foto. Membaca buku foto akan membuka wawasan. “Sebelum tekun membaca buku, saya selalu fokus pada estetika seperti komposisi dan sebagainya. Padahal estetika itu elemen kesekian. Yang penting cerita apa yang ingin disampaikan,” kata Aidi. Buku yang ia maksud adalah buku yang mengulas foto. 

Sebelum tekun membaca buku, Aidi mengaku selalu menggunakan karya orang lain sebagai rujukan dalam pengambilan gambar. Hal itu ternyata keliru. Kata Aidi, “Awalnya saya selalu bingung setiap ingin memotret karena di kepala saya selalu ada foto bagus tentang foto orang lain. Padahal seharusnya saya menemukan sendiri hal menarik dari objek yang ada dihadapan saya. Itulah yang seharusnya saya potret”. Saat lomba, konsep prinsip menemukan hal yang menarik itulah yang selalu ia gunakan.

Kedua, hunting foto melatih kepekaan. Selain kepekaan, hunting foto juga pasti akan meningkatkan keterampilan teknis setiap fotografer. Ketiga, diskusi foto. Ini penting untuk membuka penilaian objektif atas setiap karya. Tanpa diskusi, seorang fotografer akan cenderung berpikir karyanyalah yang terbaik. Padahal dengan melalui proses kurasi, seorang fotografer muda akan memperoleh banyak masukan dari pakar yang memiliki pengetahuan dan pengalaman di bidang fotografi. Diskusi adalah proses belajar yang juga membuka pemahaman fotografer atas sejumlah makna yang ada di balik karya fotografi.***

Bagikan ke
atau copy link ini